Dua ahli patologi dijadwalkan tiba di Liberia pada Jumat untuk melakukan otopsi guna mengetahui penyebabnya.
Sebuah penelitian yang dirilis pada bulan Desember mengatakan beberapa orang Amerika yang terkena dampak memiliki kerusakan telinga bagian dalam permanen.
Sindrom ini mencakup migrain, mual, kehilangan ingatan dan pusing, dan menjadi perhatian publik pada 2016 silam, setelah puluhan diplomat di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, mengeluhkan gejalanya.